Hamas Ajukan Gencatan Senjata? Media Israel Ungkap Klaim Mengejutkan

INTERNASIONAL - Media Israel melaporkan bahwa Hamas mengajukan gencatan senjata tanpa syarat kepada Tel Aviv selama sepekan. Informasi ini berasal dari kantor penyiaran Israel, Kan, yang mengutip sumber anonim dari pejabat luar negeri. Dalam klaim tersebut, Hamas tidak mengajukan prasyarat seperti pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel dari Gaza, atau pengembalian pengungsi Palestina ke Gaza utara.

Menurut laporan itu, Hamas dikabarkan akan memberikan daftar nama sandera pada hari keempat gencatan senjata, seperti yang diminta oleh Israel. Setelah itu, keputusan untuk memperpanjang gencatan senjata atau melanjutkan agresi di Gaza berada di tangan otoritas Israel. Hingga saat ini, Hamas belum memberikan tanggapan resmi atas klaim tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu.

Hamas, yang dilaporkan masih menahan sekitar 100 sandera, disebut-sebut belum dapat memberikan rincian lengkap mengenai mereka akibat perang yang terus berlangsung. Di sisi lain, Israel juga menahan lebih dari 10.300 warga Palestina, memperumit situasi negosiasi antara kedua belah pihak.

Upaya Gencatan Senjata yang Berliku
Hamas sebelumnya telah menyatakan kesediaannya untuk menyetujui gencatan senjata, termasuk menerima proposal yang diajukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak proposal tersebut dan mengajukan syarat tambahan, yang memicu kecaman dari berbagai pihak. Kritik tidak hanya datang dari Palestina, tetapi juga dari oposisi di Israel dan keluarga sandera yang menuduh Netanyahu sengaja mengulur waktu untuk menyetujui gencatan senjata.

Di tengah situasi ini, dinamika politik internal Israel turut memanas. Menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich mengancam akan menarik dukungan mereka dari kabinet Netanyahu jika gencatan senjata dengan Hamas disetujui dan perang di Gaza dihentikan.

Laporan ini menyoroti rumitnya upaya menuju perdamaian di tengah konflik yang terus berkecamuk. Reaksi resmi dari Hamas maupun perkembangan lebih lanjut terkait klaim ini masih dinantikan.

Posting Komentar