Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini melalui penerapan kebijakan ekonomi biru. Peta jalan ekonomi biru yang dirancang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencakup lima fokus utama:
- Perluasan kawasan konservasi laut untuk melestarikan ekosistem.
- Penangkapan ikan terukur berbasis kuota guna menjaga keseimbangan sumber daya.
- Pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan di laut, pesisir, dan darat.
- Pengawasan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk mencegah eksploitasi.
- Pembersihan sampah plastik di laut melalui partisipasi aktif nelayan.
Lima Komoditas Unggulan
Menurut Trenggono, Indonesia memiliki lima komoditas kelautan dengan potensi besar di pasar internasional, yang sejalan dengan kebijakan ekonomi biru. Berikut adalah lima komoditas utama tersebut:
1. Udang Dengan nilai pasar global mencapai USD 60,4 miliar pada tahun 2023, udang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Meski demikian, kontribusi Indonesia baru mencapai USD 1,7–2,2 miliar. Trenggono menyebutkan perlunya penguatan sektor produksi udang untuk meningkatkan daya saing.
2. Rumput Laut Rumput laut memiliki pangsa pasar dunia sebesar USD 7,8 miliar pada tahun 2023. Indonesia adalah salah satu produsen utama rumput laut mentah. Namun, nilai tambah sering kali dihasilkan oleh negara lain seperti Filipina, Korea, dan China. Trenggono menggarisbawahi pentingnya membangun industri pengolahan rumput laut di dalam negeri.
3. Nila Salin Potensi nila salin global mencapai USD 13,9 miliar pada tahun 2023. Meski memiliki pangsa pasar 10,9%, Indonesia belum sepenuhnya mengembangkan budidaya nila salin secara optimal. Trenggono mendorong langkah-langkah inovatif agar Indonesia bisa menyaingi negara seperti Mesir yang telah sukses dengan lahan budidaya luas.
4. Kepiting Kepiting menyumbang nilai pasar global sebesar USD 879 juta pada tahun 2023, dengan pangsa pasar 7,3%. Trenggono menilai bahwa pengembangan komoditas ini masih memiliki ruang besar untuk pertumbuhan.
5. Lobster Lobster memiliki potensi nilai pasar global sebesar USD 7,2 miliar pada tahun 2023, meski pangsa pasar Indonesia baru mencapai 0,5%. Optimalisasi budidaya lobster melalui teknologi dan inovasi dapat menjadi langkah strategis.
Hilirisasi dan Penguatan Sektor Hulu
Trenggono menekankan bahwa keberhasilan hilirisasi komoditas seafood hanya dapat dicapai jika sektor hulu, seperti produksi dan pengelolaan sumber daya, diperkuat terlebih dahulu. “Hilirisasi akan terjadi secara otomatis jika hulunya kuat. Namun, saat ini sektor hulu kita masih menghadapi banyak tantangan, seperti ketidakstabilan hasil panen udang,” ujarnya.
Dengan langkah strategis yang terintegrasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pemain utama dalam pasar seafood global, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Posting Komentar