Berdasarkan data RTI pada Kamis (19/12/2024), pada pukul 09.10 WIB, dolar AS tercatat berada di level Rp 16.209, naik 124 poin atau setara dengan 0,77%. Pergerakan ini cukup signifikan, mengingat dolar AS dibuka di angka Rp 16.085 pagi tadi.
Fluktuasi Nilai Tukar Dolar AS
Selain terhadap rupiah, dolar AS menunjukkan pergerakan yang bervariasi terhadap mata uang lainnya. Beberapa mata uang utama dunia mencatat penguatan terhadap dolar, sementara yang lain justru melemah. Berikut adalah rinciannya:
Melemah terhadap:
Dolar Australia (-0,06%)
Euro (-0,23%)
Pound Sterling (-0,11%)
Yen Jepang (-0,16%)
Dolar Singapura (-0,13%)
Menguat terhadap:
Yuan China (+0,17%)
Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Dolar dan Rupiah
Penguatan dolar AS ini tidak lepas dari dinamika pasar global yang tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi. Sentimen investor terhadap risiko turut mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti dolar AS, sehingga nilai tukar mata uang ini terus menguat.
Di sisi lain, tekanan terhadap rupiah dipengaruhi oleh aliran modal keluar dan kebutuhan impor yang tinggi menjelang akhir tahun. Para analis memproyeksikan bahwa volatilitas nilai tukar masih akan berlanjut, bergantung pada perkembangan ekonomi domestik maupun global.
Dampak terhadap Ekonomi Indonesia
Kenaikan dolar AS ke level Rp 16.200 tentu memberikan tekanan bagi ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada bahan baku impor. Namun, situasi ini juga memberikan peluang bagi eksportir yang menikmati keuntungan dari nilai tukar yang lebih tinggi.
Untuk menghadapi tekanan ini, Bank Indonesia diharapkan terus melakukan intervensi di pasar valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pelaku usaha dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap fluktuasi ini dan melakukan antisipasi sesuai kebutuhan masing-masing.
Posting Komentar