Perang Dagang AS-China: Gencatan Senjata yang Diharapkan Memulihkan Ekonomi

MEDIA - Setelah berbulan-bulan ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China, perundingan intensif di Geneva, Swiss, akhirnya menghasilkan kesepakatan yang diharapkan dapat meredakan perang dagang yang telah berlangsung. Kedua negara sepakat untuk mengurangi tarif impor yang telah saling dikenakan selama 90 hari ke depan.

Menurut laporan CNN pada Selasa (13/5/2025), langkah ini diharapkan dapat mengurangi defisit perdagangan AS yang semakin membengkak. Perang tarif yang dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump sebelumnya telah mengancam stabilitas sistem keuangan global dan berpotensi mendorong ekonomi AS ke dalam resesi. Trump mengutus tim negosiatornya ke Jenewa dengan harapan meraih hasil yang positif.

Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional, menyatakan, "Kami sebenarnya memulai awal yang baru dengan China." Pernyataan ini menunjukkan optimisme dalam negosiasi yang berlangsung. Kesepakatan untuk menurunkan tarif yang sangat tinggi, yang mencapai 115 poin persentase, merupakan perkembangan penting dalam kebijakan perdagangan yang sebelumnya bersifat maksimalis.

Embargo de facto yang terjadi antara kedua negara telah menimbulkan tekanan ekonomi yang signifikan, baik di dalam negeri maupun secara global. Oleh karena itu, kesepakatan ini dianggap sebagai langkah penting untuk menghindari bencana ekonomi yang lebih besar.

Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer diutus sebagai negosiator utama. Mereka dipandang oleh pasar dan mitra dari China sebagai individu yang serius dan berwenang. Pendekatan ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.

Sementara itu, upaya untuk mencapai kesepakatan dengan negara-negara lain juga mendapatkan momentum. Kesepakatan kecil dengan Inggris baru-baru ini memberikan contoh positif bagi Trump dalam usahanya untuk meraih kesepakatan yang lebih luas.

Para penasihat Trump melihat parameter negosiasi dan pendekatan serius dari kedua pihak sebagai tanda positif. Meskipun hasil akhir dari negosiasi ini masih menjadi pertanyaan, banyak yang percaya bahwa situasi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan alternatif yang ada sebelumnya.

Seorang senator Republik menyatakan, "Ini benar-benar pertama kalinya kita bisa melihat jalur pendaratan 'pesawat' ini tanpa bencana ekonomi yang dahsyat." Hal ini menunjukkan harapan bahwa kesepakatan ini dapat membawa stabilitas.

Menurut laporan Bloomberg, bea masuk impor (BMI) AS terhadap China akan berkurang dari 145% menjadi 30%, sementara BMI China atas AS akan turun dari 125% menjadi 10%. Perubahan ini akan mulai berlaku pada 14 Mei 2025 dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kedua ekonomi.

Bessent menambahkan, "Kami sudah punya rencana dan proses, dan sekarang kami memiliki mekanisme untuk perundingan di masa mendatang." Ini menunjukkan adanya harapan untuk hubungan perdagangan yang lebih baik di masa depan.

Bagi Trump, perdagangan adalah inti dari kebijakan ekonomi. Kesepakatan ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang menciptakan hubungan yang lebih baik antara negara-negara besar dunia. Meskipun tantangan masih ada, gencatan senjata dalam perang dagang ini memberikan harapan baru untuk pemulihan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Posting Komentar