Merz menjelaskan bahwa serangan terdiri dari dua gelombang, dengan gelombang kedua terjadi saat petugas penyelamat sedang berusaha menolong para korban. Ia menegaskan, "Itulah yang dilakukan Putin terhadap mereka yang mengajukan tawaran gencatan senjata."
Dukungan untuk Pengiriman Rudal Taurus
Merz juga menunjukkan dukungannya untuk pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina, asalkan langkah tersebut dikoordinasikan dengan sekutu Eropa. Ia mencatat bahwa negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat telah memberikan rudal tersebut kepada Ukraina. Sementara itu, Kanselir Olaf Scholz menolak untuk mengirimkan rudal Taurus, khawatir akan memperburuk konflik.
Di tengah pembentukan pemerintahan baru Jerman, mantan Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrij Melnyk, mengkritik kesepakatan koalisi antara CDU dan SPD. Melnyk meragukan komitmen pemerintah baru dalam mendukung Ukraina, mengatakan, "Jika Putin membaca perjanjian koalisi ini, dia bisa merayakan."
Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa Jerman akan memperkuat dukungan militer dan politik untuk Ukraina, namun Melnyk menilai tidak ada jaminan militer yang jelas.
Serangan rudal yang terjadi pada Minggu (13/04) menghantam pusat kota Sumy sekitar pukul 10.15 pagi waktu setempat. Saat itu, warga berkumpul untuk merayakan hari raya Minggu Palma. Serangan ini menciptakan ketegangan, terutama karena AS sedang berusaha mendorong gencatan senjata di Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa serangan tersebut menunjukkan bahwa Rusia tidak serius dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Reaksi Internasional
Serangan ini memicu reaksi keras dari pemimpin Eropa dan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang menyatakan keprihatinan mendalam. Pemimpin Inggris, Keir Starmer, dan pemimpin lainnya juga mengutuk serangan tersebut sebagai pengingat akan kekejaman yang terus terjadi di Ukraina.
Posting Komentar