Malioboro: Ramai Wisatawan, Sepi Penumpang Andong

TRAVEL - Kawasan Malioboro di Yogyakarta, yang biasanya dipadati wisatawan saat libur Lebaran, tahun ini menghadapi tantangan yang berbeda. Meskipun banyak pengunjung yang datang, para kusir andong mengeluhkan sepinya penumpang, menyebabkan pendapatan mereka merosot dibandingkan tahun lalu.

Salah satu kusir andong, Aan, yang berasal dari Bantul, mengungkapkan bahwa meski banyak wisatawan yang berkunjung, tidak banyak yang menggunakan jasa andong. "Tahun ini sepi, saya hanya mendapatkan dua pelanggan dari pagi hingga siang," jelasnya. Hal ini kontras dengan tahun lalu, di mana dia bisa mendapatkan hingga lima orderan dalam sehari.

Tri Barjo, seorang kusir andong lainnya, juga merasakan hal serupa. "Meskipun banyak orang berlalu lalang, orderan sangat sedikit. Saya hanya mendapatkan dua pelanggan hari ini," keluhnya. Ia menambahkan bahwa tahun lalu, dia bisa mendapatkan hingga 15 pelanggan dalam sehari.

Harga Jasa Andong

Harga untuk satu kali keliling Malioboro ditetapkan sebesar Rp 150 ribu saat Lebaran, sedangkan pada hari biasa hanya Rp 100 ribu. Meskipun pendapatan menurun, baik Aan maupun Tri tidak berencana untuk menurunkan tarif mereka. "Kami akan melihat perkembangan beberapa hari ke depan," kata Aan.

Andong merupakan salah satu transportasi ikonik bagi wisatawan di Yogyakarta. Pada tahun 2019, andong di Yogyakarta diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kusir andong di Malioboro mengalami penurunan, terutama selama pandemi Covid-19, yang memaksa banyak kusir untuk menjual kuda dan andong mereka.

Saat ini, terdapat sekitar 387 andong yang aktif di Malioboro, dengan total 421 kusir andong di seluruh DIY. Meskipun tantangan ini ada, para kusir tetap berharap agar situasi segera membaik.

Posting Komentar