Peter Mulholland, seorang warga Vancouver berusia 69 tahun, bersama istrinya, memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan tahunan mereka ke Seattle untuk menyaksikan pertandingan Toronto Blue Jays melawan Mariners. Keputusan ini diambil karena meningkatnya ketidakpuasan terhadap kebijakan dan retorika Trump.
Beberapa isu yang menjadi perhatian Mulholland termasuk ancaman tarif pada barang-barang Kanada, spekulasi tentang pencaplokan Kanada sebagai negara bagian ke-51, dan komentar Trump yang menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "diktator". Semua ini berkontribusi pada keputusan mereka untuk tidak berlibur ke AS.
"Tarif yang akan diterapkan akan merugikan kedua negara, tetapi lebih banyak merugikan kami," ungkap Mulholland. Ia bukan satu-satunya; semakin banyak warga Kanada yang memilih untuk tidak berlibur ke AS tahun ini.
Menurut McKenzie McMillan, seorang konsultan perjalanan di Vancouver, banyak kliennya telah membatalkan perjalanan yang sudah direncanakan. Biasanya, Februari adalah bulan sibuk bagi agen perjalanan, tetapi tahun ini permintaan untuk perjalanan ke AS mengalami penurunan signifikan.
"Dolar Kanada saat ini lebih rendah sekitar 30 sen dibandingkan dolar AS, namun faktor politik menjadi alasan utama mengapa orang-orang memilih untuk tidak bepergian ke AS," tambah McMillan.
Asosiasi Perjalanan AS mencatat bahwa Kanada adalah sumber utama turis asing ke AS, dengan 20,4 juta kunjungan pada tahun 2024. Namun, jika terjadi pengurangan 10% dalam perjalanan dari Kanada, bisa ada 2 juta kunjungan yang hilang dan kerugian ekonomi sebesar $2,1 miliar.
Air Canada dan WestJet, dua maskapai penerbangan utama Kanada, juga melaporkan bahwa mereka sedang memantau situasi ini. WestJet mencatat penurunan permintaan penerbangan ke AS sekitar 25% dibandingkan tahun lalu.
McMillan menambahkan bahwa industri pelayaran mungkin juga terkena dampak, dengan banyak warga Kanada yang beralih ke destinasi lain seperti Meksiko, Eropa, dan Asia sebagai alternatif liburan.
Posting Komentar