Penutupan 'Kampung Rusia' Ubud: Sorotan pada Keberlanjutan Wisata di Bali

TRAVEL - Penutupan PARQ Ubud oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar menjadi perbincangan hangat di Bali. Lokasi yang dikenal sebagai 'Kampung Rusia' ini ditutup setelah dinyatakan melanggar berbagai peraturan daerah. Meski demikian, keberadaan warga asing di area tersebut masih terlihat, memunculkan berbagai pertanyaan tentang efektivitas langkah penutupan tersebut.

Transformasi PARQ Ubud

Awalnya dibuka pada Mei 2020 sebagai kafe dan bar, PARQ Ubud berkembang pesat menjadi sebuah akomodasi modern dengan fasilitas lengkap. Pada tahun 2024, properti ini mencakup lahan seluas 120.000 meter persegi dan memiliki 103 kamar yang berencana bertambah hingga 500 kamar di masa depan. Selain itu, fasilitas seperti pusat kebugaran, spa, coworking space, dan restoran menjadikan PARQ sebagai tujuan populer bagi turis yang ingin bekerja jarak jauh di Bali.

Mayoritas penghuni PARQ adalah warga negara asing, termasuk Rusia, yang menetap dalam jangka waktu lama. Sebutan 'Kampung Rusia' pun melekat pada lokasi ini. Tercatat sekitar 300 orang menjadi penghuni permanen, sementara lebih dari 150.000 tamu datang setiap tahunnya.

Penutupan dan Pelanggaran

Langkah penutupan PARQ dilakukan setelah pihak pengelola gagal memenuhi undangan rapat dari Pemkab Gianyar untuk membahas perizinan dasar yang belum lengkap. Beberapa pelanggaran yang ditemukan mencakup ketentuan pada Perda Nomor 15 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum serta Perda Nomor 2 Tahun 2022 terkait perizinan berbasis risiko.

Penutupan yang dilakukan oleh Satpol PP Gianyar sempat diwarnai kericuhan, namun akhirnya area tersebut resmi disegel. Video proses penutupan viral di media sosial, memperlihatkan aksi pengamanan yang dilakukan terhadap properti mewah ini.

Aktivitas Pascapenutupan

Meski telah ditutup, pantauan di lokasi menunjukkan aktivitas warga asing yang masih berlalu-lalang di area PARQ Ubud. Beberapa karyawan terlihat memindahkan barang-barang, sementara belasan warga asing tampak keluar masuk lokasi dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan.

Seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sejumlah tamu masih tinggal di PARQ meski penutupan telah dilakukan. Namun, pihaknya tidak memberikan detail lebih lanjut terkait alasan atau jumlah tamu yang tersisa.

"Situasi sudah aman, tetapi soal tamu sebaiknya ditanyakan langsung ke manajemen," ujar karyawan tersebut.

Tinjauan Lebih Lanjut

Penutupan PARQ Ubud menyoroti tantangan dalam mengelola wisata di Bali, khususnya terkait perizinan dan dampak keberadaan warga asing dalam jumlah besar. Pemerintah diharapkan dapat menegakkan aturan dengan tegas, namun juga memperhatikan keberlanjutan sektor pariwisata yang menjadi andalan ekonomi pulau ini.

Keberadaan turis asing yang tetap tinggal meski properti telah ditutup menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat. Langkah ini penting untuk memastikan Bali tetap menjadi destinasi wisata yang ramah, teratur, dan mematuhi regulasi.

Posting Komentar