Sebelumnya, gencatan senjata direncanakan dimulai pada pukul 08.30. Namun, terjadi penundaan akibat kendala teknis dari pihak Hamas, yang belum menyerahkan daftar nama tiga sandera Israel yang akan dibebaskan pada hari itu.
Tegangan Sebelum Kedamaian
Keterlambatan ini memicu respons keras dari Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer Israel (IDF) untuk melanjutkan serangan udara ke wilayah Gaza, yang mengakibatkan delapan korban jiwa. Namun, setelah daftar sandera diserahkan, kedua pihak akhirnya menyepakati gencatan senjata yang langsung diberlakukan.
Pasca pemberlakuan gencatan senjata, ribuan warga Gaza yang sebelumnya mengungsi mulai kembali ke rumah mereka. Dengan membawa barang-barang pribadi seperti tenda dan pakaian, mereka menggunakan berbagai alat transportasi—truk, kereta yang ditarik keledai, atau bahkan berjalan kaki melewati reruntuhan di wilayah utara Gaza.
Saksi mata melaporkan momen-momen penuh emosi ketika keluarga-keluarga ini kembali ke tempat asal mereka. Meski sebagian besar wilayah telah hancur, keinginan untuk memulai kembali kehidupan memberikan semangat baru bagi warga Palestina.
Langkah Kecil Menuju Perdamaian
Gencatan senjata ini membawa harapan akan terciptanya perdamaian di Gaza setelah berbulan-bulan dilanda konflik yang menghancurkan. Upaya diplomasi internasional terus dilakukan untuk memastikan kedua pihak tetap berkomitmen pada kesepakatan ini, memberikan kesempatan bagi warga Gaza untuk memulihkan kehidupan mereka yang porak-poranda.
Posting Komentar