Livelsberger, yang berusia 37 tahun, diketahui mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang diduga menjadi pemicu utama tindakannya. Dalam kejadian tersebut, ia menembak dirinya sendiri di dalam kendaraan yang dipenuhi dengan bahan bakar dan kembang api, menyebabkan ledakan hebat yang melukai tujuh orang di sekitar area hotel yang berdinding kaca.
Agen Khusus FBI, Spencer Evans, dalam konferensi pers pada Jumat (3/1) menegaskan bahwa meskipun insiden ini menarik perhatian publik karena skalanya, kejadian ini diyakini sebagai kasus bunuh diri akibat permasalahan pribadi yang dihadapi korban. "Ini adalah tragedi yang melibatkan seorang veteran terhormat yang berjuang melawan PTSD dan masalah pribadi lainnya," ujar Evans.
Penyelidik menemukan dua pesan di ponsel Livelsberger yang mengungkapkan perasaan tertekan terkait beban hidup yang dirasakannya. Tidak ditemukan bukti adanya motif dendam terhadap Donald Trump, meskipun lokasi ledakan berdekatan dengan hotel yang terkait dengan keluarga presiden terpilih AS tersebut.
Hasil identifikasi melalui catatan gigi dan DNA mengonfirmasi bahwa korban yang tewas di dalam Cybertruck adalah benar Livelsberger. Sheriff Las Vegas, Kevin McMahill, menambahkan bahwa penyelidikan berlanjut untuk memastikan kronologi lengkap kejadian, namun dugaan awal menunjukkan bahwa korban menembak dirinya sendiri sebelum ledakan terjadi.
Pihak berwenang juga menegaskan bahwa insiden ini tidak memiliki keterkaitan dengan serangan fatal di New Orleans yang terjadi di hari yang sama, di mana seorang veteran militer melakukan serangan dengan truk yang menewaskan 14 orang sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Posting Komentar