Penutupan restoran bukanlah hal yang jarang terjadi dalam dunia kuliner. Berbagai faktor dapat menyebabkan hal ini, mulai dari sepinya pelanggan, pemilik yang ingin pensiun, hingga masalah sewa yang terlalu tinggi. Namun, dalam kasus restoran steak ini, utang menjadi penyebab utama penutupan.
Masalah Utang yang Menghantui
Restoran Steak of The Art, yang memiliki cabang di Bristol dan Cardiff, Inggris, kini terpaksa menutup operasionalnya setelah terjerat dalam masalah utang. Meskipun restoran ini memiliki reputasi yang baik dan ulasan positif dari pelanggan, utang sebesar £410,347 (sekitar Rp 8,9 miliar) kepada kreditur pada 31 Maret tahun lalu membuatnya tidak dapat bertahan.
Didirikan oleh mantan konsultan manajemen, Stephen Bowen, restoran ini telah beroperasi selama lebih dari satu dekade. Mereka dikenal tidak hanya karena steak yang lezat tetapi juga karena pengalaman bersantap yang unik, di mana pelanggan dapat menikmati karya seni sambil menyantap hidangan.
Dampak Pandemi dan Krisis Modal
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 dan 2021 memberikan dampak signifikan terhadap bisnis ini. Meskipun cabang Bristol sempat mencatatkan laba pada tahun 2022 dan 2023, kurangnya modal kerja untuk melanjutkan operasional menyebabkan restoran ini terjerumus ke dalam krisis.Meskipun cabang Cardiff harus ditutup secara permanen, cabang di Bristol masih beroperasi dan menerima pesanan online setelah dijual ke perusahaan lain.
Restoran steak ini dikenal dengan peringkat tinggi di TripAdvisor, dengan rata-rata skor antara 4.2 hingga 4.4 dari 5 berdasarkan lebih dari 1400 ulasan. Salah satu pelanggan menuliskan, "Makanan dimasak sempurna, pelayanan sangat baik, dan pengalaman bersantapnya menyenangkan."
Namun, meski mendapatkan ulasan positif, tantangan finansial yang dihadapi membuat restoran ini tidak mampu bertahan.
Posting Komentar