Pengalaman Tidak Menyenangkan Wisatawan di Ratenggaro, Sumba Barat Daya

TRAVEL - Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur kembali menarik perhatian publik, namun kali ini bukan karena keindahan alamnya. Sebuah pengalaman mengecewakan yang melibatkan pemaksaan terhadap wisatawan di Ratenggaro menjadi sorotan. Kasus ini mengundang reaksi beragam dari masyarakat, terutama di kalangan para pelancong yang mengunjungi destinasi wisata ini.

Akun Instagram Jajago.keliling.indonesia, yang dikelola oleh pasangan suami istri John Stephen dan Riana Subandi, membagikan kisah mereka yang mengundang banyak perhatian. Dalam postingan tersebut, mereka menceritakan perlakuan tidak menyenangkan yang dialami saat berkunjung ke lokasi wisata ini. Postingan ini dengan cepat menjadi viral, menarik perhatian banyak orang yang memiliki pengalaman serupa di tempat tersebut.

Perlakuan Memaksa

John mengungkapkan bahwa mereka menghadapi sekelompok anak-anak dan orang dewasa yang memaksa untuk menawarkan jasa foto dan penyewaan kuda. Selain itu, mereka juga diminta uang secara paksa dengan berbagai dalih, seperti 'uang rokok', 'uang buku', dan 'uang sukarela'.

"Awalnya kita tolak, tetapi mereka terus berkerumun dan memaksa," tulis John.

Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya setuju menggunakan jasa salah satu anak untuk foto. Namun, keputusan ini justru memicu kemarahan anak-anak lainnya yang merasa diabaikan. Situasi ini semakin tidak nyaman ketika kerumunan semakin besar dan suasana menjadi gaduh.

Kejadian tidak berhenti di lokasi wisata. Saat perjalanan pulang, mobil mereka dihadang oleh orang tak dikenal yang juga meminta uang. Insiden ini terjadi pada 12 Mei 2025, pukul 14.20 WITA, di jalan poros tengah Ratenggaro menuju Tambolaka. John menyebutkan bahwa mereka memiliki rekaman dashcam sebagai bukti dan berencana untuk membagikannya di media sosial setelah selesai merekap video tersebut.

Pengalaman ini tentu sangat mengecewakan bagi mereka, yang datang untuk menikmati keindahan alam dan budaya lokal. John menambahkan, "Sumpah aku nggak bakal lagi ke tempat wisata ini, sumpah bener." Ungkapan ini mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam terhadap situasi yang mereka hadapi.

Dampak Terhadap Pariwisata

Ratenggaro, yang dikenal dengan rumah adat beratap tinggi dan pemandangan laut yang memukau, kini mendapatkan banyak testimoni negatif di Google Review. Banyak wisatawan sebelumnya juga mengeluhkan perilaku intimidasi oleh oknum masyarakat lokal yang memaksa untuk menggunakan jasa mereka atau meminta uang secara tidak wajar. Hal ini jelas mencoreng citra pariwisata daerah yang seharusnya menjadi aset utama.

John berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini, agar tidak merusak reputasi pariwisata NTT, terutama Sumba yang semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. "Kami hanya berharap agar kejadian ini mendapat atensi dari pemerintah daerah, karena sudah begitu banyak pengalaman dan testimoni pengunjung yang mengalami hal serupa," ujarnya.

Tanggapan Masyarakat dan Pengelola Wisata

Masyarakat umum dan para pelaku industri pariwisata di NTT juga memberikan tanggapan terkait insiden ini. Banyak yang menyayangkan tindakan oknum yang merusak citra baik masyarakat NTT yang dikenal ramah dan bersahabat. Beberapa pengelola wisata di Ratenggaro mengaku telah berusaha berkonsultasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi terhadap masalah ini.

Dalam salah satu tanggapan di Google Review, pengelola wisata menyampaikan, "Mohon maaf atas ketidaknyamanan anda, kami mencoba konsultasi ini kepada kepala daerah." Ini menunjukkan bahwa ada upaya untuk memperbaiki keadaan, meskipun hasilnya belum terlihat jelas.

Redaksi telah mencoba menghubungi pihak terkait untuk mendapatkan tanggapan resmi mengenai kejadian ini. Artikel ini akan diperbarui setelah ada klarifikasi dari pemerintah daerah atau pihak berwenang.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama dalam menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan di destinasi wisata. Diharapkan, ke depannya, pengawasan dan penanganan terhadap masalah-masalah seperti ini dapat ditingkatkan, sehingga pengalaman wisata yang menyenangkan dapat terwujud bagi setiap pengunjung yang datang.

Posting Komentar