Ketegangan Meningkat: Israel Luncurkan Serangan di Dekat Istana Kepresidenan Suriah

INTERNASIONAL - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa pasukan militer negaranya telah melancarkan serangan terhadap target yang terletak dekat istana kepresidenan di Damaskus, ibu kota Suriah. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap situasi yang melibatkan komunitas Druze di Suriah, di mana Netanyahu menegaskan komitmennya untuk melindungi anggota komunitas tersebut.

Dalam pernyataan yang disampaikan pada Jumat (2/5/2025) pagi waktu setempat, Netanyahu menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari upaya Israel untuk menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah yang bergejolak ini. Ini adalah kali kedua dalam beberapa hari terakhir Israel melakukan serangan di Suriah, sejalan dengan janji untuk melindungi kelompok minoritas yang terancam oleh kekerasan sektarian.

Komunitas Druze, yang merupakan kelompok minoritas dengan pengikut di Suriah, Lebanon, dan Israel, telah menjadi sasaran kekerasan dalam beberapa pekan terakhir. Serangan ini mencerminkan ketidakpercayaan mendalam Israel terhadap kelompok Islamis Sunni yang berupaya menggulingkan rezim mantan Presiden Bashar al-Assad.

Netanyahu, dalam pernyataannya bersama Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan, "Kami tidak akan mengizinkan pasukan Suriah dikerahkan ke area selatan Damaskus atau memberikan ancaman apa pun kepada komunitas Druze." Pernyataan ini menunjukkan sikap tegas Israel terhadap situasi yang semakin tidak menentu di Suriah.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka menyerang "area dekat Istana Ahmed Hussein al-Sharaa di Damaskus," namun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai target yang diserang. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Suriah mengenai serangan ini.

Ahmed al-Sharaa, yang kini memimpin Suriah, pernah menjabat sebagai komandan Al-Qaeda sebelum memutuskan untuk menjauh dari kelompok tersebut pada tahun 2016. Ia telah berulang kali berjanji untuk memerintah Suriah secara inklusif, tetapi situasi kekerasan sektarian yang terus berlanjut, termasuk pembunuhan ratusan warga etnis Alawi pada bulan Maret lalu, semakin memperburuk ketakutan di kalangan kelompok-kelompok minoritas.

Kekerasan sektarian baru-baru ini dimulai pada Selasa (29/4), ketika bentrokan pecah antara anggota komunitas Druze dan kelompok bersenjata Sunni di Jaramana, sebuah wilayah dengan mayoritas penduduk Druze. Insiden tersebut dipicu oleh rekaman suara yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW, yang diduga dibuat oleh seorang penganut Druze.

Lebih dari selusin orang dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut, sebelum kekerasan menyebar ke kota Sahnaya di pinggiran Damaskus pada hari berikutnya. Situasi ini menunjukkan betapa rentannya kondisi keamanan di Suriah, di tengah ketegangan yang terus meningkat antara berbagai kelompok etnis dan agama.

Dengan serangan terbaru ini, Israel menunjukkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk melindungi komunitas Druze dan mempertahankan kepentingan nasional mereka di kawasan yang penuh gejolak ini. Semua mata kini tertuju pada perkembangan selanjutnya dan bagaimana pemerintah Suriah akan merespons serangan ini.

Posting Komentar