Kerusakan Parah Wisata Mangrove di Pati Akibat Banjir Rob

TRAVEL - Pati, Jawa Tengah – Banjir rob yang melanda kawasan wisata mangrove di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, telah menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Kejadian ini bukan hanya mengganggu sektor pariwisata, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat setempat. Dengan fasilitas penunjang yang rusak dan akses jalan yang terendam, wisata Mina Mangrove kini dalam kondisi memprihatinkan.

Pada Sabtu, 31 Mei 2025, banjir rob datang dengan kekuatan yang cukup besar, merendam area wisata dan menyebabkan genangan air laut mencapai kedalaman 30 hingga 40 sentimeter. Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa ombak laut telah mencapai daratan, bahkan hingga ke area parkir yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan. Suara ombak yang menghantam pantai terdengar jelas, menciptakan suasana yang seharusnya menjadi tempat rekreasi kini berubah menjadi pemandangan yang menyedihkan.

Akses menuju wisata hutan mangrove yang berjarak sekitar 2 kilometer dari permukiman warga juga terendam, memaksa pengunjung untuk berhati-hati saat berjalan kaki. Jalanan yang berlubang dan rusak parah menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang ingin menikmati keindahan alam mangrove. Setyo Wahyudi, Kepala Desa Tunggulsari, mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat merugikan, terutama bagi warga yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber penghasilan.

Fasilitas penunjang wisata seperti spot foto, area parkir, dan jalan setapak di hutan mangrove mengalami kerusakan yang signifikan. Selain itu, beberapa tanaman mangrove yang berfungsi untuk menahan abrasi juga hilang akibat terjangan ombak. "Selama tiga tahun terakhir, kami kehilangan sekitar 3 hektare tanaman mangrove di sepanjang pantai. Ini sangat memprihatinkan karena mangrove berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem," jelas Setyo.

Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Saat ini, masih ada 36 rumah warga yang terendam banjir sejak dua pekan lalu. Banyak warga yang mengeluhkan kehilangan penghasilan karena wisata yang seharusnya ramai kini sepi pengunjung. "Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu kami dalam situasi sulit ini," tambah Setyo.

Martinus Budi Prasetya, Kalak BPBD Pati, menjelaskan bahwa kejadian banjir rob ini merupakan masalah yang kompleks. "Kondisi ini dipicu oleh kombinasi antara air hujan yang melimpah dan rob yang datang secara bersamaan. Kami harus waspada karena potensi kerugian sangat besar," ungkapnya.

Setyo Wahyudi berharap agar ada intervensi dari pemerintah dan pihak terkait untuk membantu pemulihan sektor wisata dan lingkungan. Dia mengusulkan beberapa langkah strategis, termasuk pembuatan pemecah ombak dan penghalang untuk mencegah abrasi lebih lanjut. "Jika kelestarian alam dapat dijaga, sektor wisata akan kembali pulih. Kami juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan," ujarnya.

Martinus juga mengajak masyarakat untuk mulai menanam pohon mangrove sebagai langkah preventif. "Kita harus menjaga kelestarian mangrove agar tidak hilang. Kejadian seperti ini akan merugikan petani budi daya ikan dan masyarakat yang bergantung pada sektor perikanan," tambahnya.

Kondisi wisata Mina Mangrove di Pati memerlukan perhatian segera agar tidak semakin parah. Kerusakan yang terjadi tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata tetapi juga pada kehidupan masyarakat setempat. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan kawasan ini dapat pulih dan kembali menjadi destinasi wisata yang menarik.

Melalui upaya bersama dan kepedulian terhadap lingkungan, kita dapat memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Mari kita jaga kelestarian alam dan berkontribusi dalam pemulihan ekosistem mangrove demi kesejahteraan bersama.

Posting Komentar