Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada okupansi hotel yang juga mengalami penurunan.
"Orang yang biasanya menginap tiga hari, kini hanya satu hari. Banyak yang memilih untuk pulang-pergi," ungkap Farhan, seperti dikutip dari detikJabar.
Farhan juga menegaskan bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di Bandung, tetapi juga di berbagai daerah lain seperti Bali, yang mengalami penurunan pengunjung hingga 30%.
Dampak pada Objek Wisata
Salah satu tempat wisata yang merasakan dampak ini adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda. Biasanya, tempat ini bisa menarik hingga 5.000 pengunjung per hari selama libur Lebaran, namun tahun ini hanya mencapai 3.500 pengunjung.
Kepala UPTD Tahura Juanda, Lutfi Erizka, menyatakan bahwa meskipun ada peningkatan di beberapa sektor, jumlah kunjungan masih kalah dibandingkan dengan libur panjang sebelumnya, seperti saat Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek, yang mencatatkan hingga 6.000 pengunjung per hari.
Eko Suprianto, pengelola Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) di Lembang, melaporkan bahwa meskipun ada peningkatan 10% dibandingkan tahun lalu, okupansi hotel di Kabupaten Bandung Barat justru mengalami penurunan dari 73% menjadi 70%.
Dia berharap pemerintah provinsi dan daerah dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan mengadakan promosi dan acara berskala nasional.
"Kita butuh dukungan dari pemerintah untuk membuat event yang menarik, bukan sekadar promosi biasa," tambah Eko.
Posting Komentar