Inovasi Nugget Ayam Laboratorium: Solusi Ramah Lingkungan

MAKANAN - Dalam sebuah terobosan yang mengubah cara kita memandang makanan, ilmuwan dari Jepang telah berhasil menciptakan nugget ayam yang tidak menggunakan daging ayam asli. Ini adalah langkah maju dalam upaya mengurangi penderitaan hewan dan memberikan alternatif yang lebih berkelanjutan.

Nugget ayam, yang dikenal sebagai makanan olahan yang digemari banyak orang, biasanya terbuat dari daging ayam yang dilapisi adonan tepung. Namun, nugget ayam buatan laboratorium ini menawarkan rasa dan tekstur yang sama, tetapi tanpa melibatkan pemotongan hewan.

Proses Pembuatan Nugget Ayam

Dikutip dari Food NDTV (21/04/25), ilmuwan Jepang menggunakan perangkat inovatif yang meniru pembuluh darah manusia, memungkinkan pertumbuhan daging di dalam lingkungan yang terkontrol. Dengan menggunakan serat berongga kecil, mereka mampu menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel otot, yang ditumbuhkan dalam medium gel.

Para peneliti berhasil menghasilkan daging dengan ukuran hingga 2 cm dan ketebalan 1 cm. Metode ini tidak hanya terbatas pada nugget ayam; mereka juga percaya bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk menghasilkan daging dari berbagai sumber, termasuk ayam utuh, daging babi, sapi, dan ikan.

Masa Depan Daging yang Ditanam di Laboratorium

Menurut laporan dari The Guardian (21/04/25), para ilmuwan optimis bahwa metode ini dapat menjadi langkah awal menuju produksi organ manusia yang berfungsi. Profesor Derek Stewart dari James Hutton Institute di Dundee menilai bahwa inovasi ini merupakan solusi transformatif yang dapat memenuhi permintaan daging tanpa dampak negatif terhadap hewan.

Tantangan dalam Pengembangan

Meskipun ada kemajuan yang signifikan, para peneliti menghadapi berbagai tantangan dalam menciptakan daging yang berkualitas. Salah satunya adalah memastikan bahwa sel-sel otot di bagian tengah jaringan menerima cukup oksigen dan nutrisi. Profesor Shoji Takeuchi dari Universitas Tokyo menjelaskan bahwa mereka telah menciptakan bioreaktor dengan serat semipermeabel untuk mengatasi masalah ini.

"Serat ini memungkinkan perfusi internal, yang mendukung pertumbuhan jaringan yang lebih tebal dan konsisten," ungkapnya.

Saat ini, serat berongga yang digunakan dalam proses ini dibuang setelah daging tumbuh, tetapi rencana ke depan adalah menggantinya dengan serat selulosa yang dapat dimakan, sehingga dapat meningkatkan tekstur daging.

Dengan inovasi ini, masa depan makanan mungkin akan lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, memberikan pilihan baru bagi konsumen yang peduli terhadap kesejahteraan hewan dan lingkungan.

Posting Komentar