Pete Hegseth, Pilihan Trump untuk Menhan, Lolos Tes Senat di Tengah Kontroversi

INTERNASIONAL - Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang diusulkan oleh mantan Presiden Donald Trump, Pete Hegseth, akhirnya berhasil melewati tahap pemungutan suara prosedural di Senat dengan hasil tipis 51-49. Meskipun lolos, perjalanan Hegseth diwarnai sejumlah kontroversi terkait tuduhan pelecehan seksual, penyalahgunaan alkohol, hingga perilaku yang dianggap tidak pantas.

Keputusan untuk mendukung Hegseth tak sepenuhnya diterima di internal Partai Republik, yang merupakan partai pendukung Trump. Beberapa senator dari partai ini, seperti Lisa Murkowski dan Susan Collins, memilih untuk menentang pencalonannya. Senator Murkowski menyebut bahwa sejumlah perilaku Hegseth di masa lalu tidak mencerminkan nilai-nilai disiplin yang diharapkan dari seorang pemimpin militer.

"Para anggota militer berhak mendapatkan pemimpin yang menjunjung tinggi standar moral dan etika yang seharusnya," kata Murkowski dalam pernyataannya.

Tuduhan dan Pengakuan Hegseth

Selama proses konfirmasi, Hegseth menghadapi pertanyaan intens dari Komite Angkatan Bersenjata Senat. Ia mengakui adanya pembayaran sebesar USD 50 ribu kepada seorang wanita yang menuduhnya melakukan pelecehan seksual pada tahun 2017. Namun, Hegseth membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa pembayaran itu adalah bagian dari "perjanjian kerahasiaan" untuk menghindari dampak negatif terhadap kariernya sebagai pembawa acara di FOX News.

"Saya membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah ini secara pribadi agar tuduhan tersebut tidak merusak reputasi saya," ujar Hegseth dalam tanggapannya terhadap pertanyaan Senator Elizabeth Warren.

Meski menghadapi resistensi, Hegseth tetap mendapatkan dukungan dari sebagian besar anggota Partai Republik. Para pendukungnya menilai bahwa kontribusi dan pengalamannya sebagai mantan militer serta komentator politik dapat membawa perspektif baru dalam kepemimpinan Kementerian Pertahanan.

Namun, berbagai kelompok advokasi dan pengamat politik menilai lolosnya Hegseth merupakan preseden yang memprihatinkan terkait standar moral dalam pemilihan pejabat tinggi negara. "Ini menunjukkan bahwa tuduhan serius seperti pelecehan seksual dapat diabaikan demi kepentingan politik," ujar seorang analis politik di Washington.

Masa Depan yang Tidak Pasti

Lolosnya Hegseth di tahap ini bukan berarti perjalanan mulus ke depan. Dengan skandal yang terus menghantui dan resistensi dari sejumlah pihak, tugas Hegseth untuk mendapatkan legitimasi penuh sebagai Menteri Pertahanan akan menjadi tantangan tersendiri.

Posting Komentar